TIGA KEINDAHAN KELUARGA MUSLIM
Oleh: Drs. H. Ahmad Yani
Ketua Departemen Dakwah PP DMI, Ketua LPPD Khairu Ummah, Penulis 50 Buku
Manajemen Masjid, Dakwah dan Keislaman. Komunikasi 0812-9021-953.
الله أكبر الله
أكبر الله أكبر 3x
اَلْحَمْدُ
لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dimuliakan Allah swt
Meskipun musibah covid 19 dan berbagai musibah lain yang
melanda, rasa syukur kepada Allah swt tetap kita tunjukkan kepada Allah swt,
salah satunya adalah dengan melaksanakan shalat Idul Adha pada pagi ini.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga,
sahabat dan para penerus perjuangannya.
Sebagaimana Ramadhan dan Idul Fitri yang lalu, Idul Adha
tahun ini kita jalani dengan suana yang sangat berbeda dibanding tahun-tahun
lalu. Selain masih harus disiplin mencuci tangan, menggunakan masker dan
menjaga jarak antara sesama kita, lebih dari 200.000 kaum muslimin dari negeri
kita dan jutaan lainnya dari berbagai belahan dunia tidak bisa melaksanakan
ibadah haji karena masih mengganasnya penyebaran virus korona.
Kondisi yang membuat kita dianjurkan untuk di rumah saja
membuat kita harus mengambil hikmah, termasuk dalam konteks Idul Adha dan
ibadah haji. Ini tidak lepas dari keluarga Nabi Ibrahim as yang harus kita
teladani, bahkan bukan hanya oleh kita, tapi juga oleh Nabi Muhammad saw.
Karena itu, mengambil keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya,
setidaknya ada tiga hal yang membuat keluarga muslim menjadi tampak indah, karenanya
harus ada pada keluarga kita. Pertama, berbaik sangka kepada
Allah swt. Sebagai suami dan bapak, Nabi Ibrahim berbaik sangka kepada Allah
swt yang membuat seberat apapun perintah dilaksanakannya. Karena pasti dibalik
perintah ada maslahat atau kebaikan yang hendak diwujudkan. Harus menempatkan
isteri dan anaknya di Bakkah (Makkah) merupakan sesuatu yang berat, karena di
tempat itu belum ada siapa-siapa, belum ada kehidupan, bahkan air saja tidak
tidak ada.
Siti Hajar, isteri dari Nabi Ibrahim juga berbaik sangka
kepada Allah swt, sesudah jelas bahwa penempatannya di tempat yang gersang itu
atas perintah Allah swt, maka ia menerima dengan hati yang ringan, dia yakin
tidak mungkin Allah swt bermaksud buruk. Dijalani hidup dengan baik, mengurus,
membesarkan dan mendidik anak hingga memiliki kematangan jiwa dan kematangan berpikir,
Allah swt memberi kemudahan kepadanya dengan rizki seperti air yang hingga kini
sudah dinikmati begitu banyak orang dari seluruh dunia, yakni air zamzam.
Dengan baik sangka kepada Allah swt,
ketentuan-ketentuan-Nya siap kita jalani, kehidupan kita lanjutkan dengan baik,
apapun situasi dan kondisinya. Karenanya, berbagai sangka kepada Allah swt
sepanjang kehidupan, jangan sampai kita mencapai kematian kecuali dalam keadaan
berbaik sangka-Nya. Dalam satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
لاَ يَمُوْتَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ
تَعَالَى
Janganlah salah seorang dari kaliam mati, kecuali dalam keadaan berbaik
sangka kepada Allah (HR. Abu Daud dan Muslim).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kedua, yang merupakan
keindahan keluarga muslim adalah terwujudnya suasana dialogis. Berdialog antara
anggota keluarga merupakan sesuatu yang amat penting. Ilmu, pencerahan, dan
motivasi bisa disampaikan melalui dialog, bahkan problematika pribadi dan
keluarga bisa dicarikan pemecahan atau solusinya. Cobalah kita perhatian, anak
bayi belum bisa bicara, tapi bapak dan ibunya, kakek dan neneknya hingga
anggota keluarga yang lain mengajaknya berbicara, bahkan sang bayi nampaknya
senang diajak bicara hingga ia tersenyum dan tertawa. Sekarang, bayi itu sudah
besar, remaja dan dewasa, mengapa tidak diajak berdialog, seandainya diajak
dialog, mengapa pula sang anak tampak tidak suka. Akibatnya, banyak orang
kehilangan motivasi, berpikir sempit hingga tidak mampu memecahkan persoalan
yang semakin banyak dan yang sangat dikhawatirkan adalah ketaqwaan kepada Allah
swt yang semakin rendah.
Nabi Ibrahim sudah mencontohkan kepada kita bagaimana
beliau berdialog dan meminta pendapat dengan anaknya, Ismail as. Nabi Ibrahim
sudah yakin bahwa ia diperintah untuk menyembelih Ismail, perintah yang sangat
berat untuk dilaksanakan. Tapi, Nabi Ibrahim tidak menyembunyikan perintah
Allah itu, ia dialogkan dengan Ismail, dan ternyata Ismail memberikan jawaban
yang luar biasa, bahkan ia mendorong ayahnya untuk melaksanakan perintah itu.
Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi contoh buat kita bagaimana seharusnya kita
memiliki ketajaman hati, sehingga perintah tidak selalu harus disampaikan
dengan kalimat perintah. Orang yang hatinya tajam sudah menangkap suatu
perintah meskipun dengan isyarat. Nabi Ibrahim diberi isyarat mimpi, sedangkan
Ismail cukup diceritakan mimpi itu. Allah swt menceritakan dialog ayah dan anak
itu dalam firman-Nya:
فَلَمَّا بَلَغَ
مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS Ash Shaffat [37]:102).
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Sekalian Yang Kami Hormati.
Keindahan keluarga yang Ketiga adalah
terwujudnya anak-anak menjadi pribadi yang shaleh. Nabi Ibrahim memang
mendambakan memiliki anak, tapi bukan sekadar anak. Maka Ismail as menjelma
menjadi anak yang shaleh hingga ditetapkan oleh Allah swt menjadi Nabi. Dalam
ayat di atas, Ismail ternyata bukan hanya siap melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah swt kepada bapaknya untuk menyembelih dirinya, tapi ia
mendorong ayahnya untuk melaksanakan perintah itu, meskipun ayahnya tidak
mengatakan bahwa itu perintah. Yang amat menarik, keshalehan Ismail sebagai
anak datang dari dalam dirinya, ini tercermin pada kalimat: "Wahai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Kalimat ini menggambarkan Ismail memahami sejarah bahwa
dulu sudah banyak orang yang sabar, karenanya ia memiliki kesadaran sejarah
yang membuatnya berakhlak mulia, tidak mengkalim dirinya sebagai anak yang
paling sabar, apalagi sampai mengatakan satu-satunya anak yang sabar. Tapi ia
justeru menyatakan sebagai bagian dari orang-orang yang sabar.
Karena Ismail telah menjelma menjadi orang shaleh, bahkan
ditetapkan sebagai salah seorang Nabi, maka saat ia sudah berumah tangga dan
memiliki keturunan, maka iapun berusaha memiliki akhlak yang mulia seperti
memenuhi janji dan mendidik keluarganya agar menjadi shaleh sehingga iapun
diridhai, Allah swt berfirman:
وَاذْكُرْ فِي
الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولا
نَبِيًّا. وَكَانَ يَأْمُرُ
أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut)
di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia
adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk shalat dan
menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhannya. (QS
Maryam [19]:54-55)
Dengan demikian, banyak
sekali pelajaran yang dapat kita ambil dari keluarga Nabi Ibrahim as dan para
Nabi lainnya yang harus kita pelajari. Keluarga Nabi Ibrahim sudah menunjukkan
pengorbanan yang luar biasa, kini saatnya kita yang berkorban untuk mengatasi
berbagai persoalan yang ada di masyarakat dan bangsa.
Demikian khutbah kita yang
singkat hari ini, semoga dapat kita perkuat ketahanan keluarga agar mampu
menghadapi tantangan dan kendala kehidupan pada masa sekarang dan yang akan
datang. Marilah kita berdoa:
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ
وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ
وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً
وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Ya Allah, hindarkanlah dari kami kekurangan pangan, cobaan hidup,
penyakit-penyakit, wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-ancaman
yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala ujian, yang lahir maupun
batin dari negeri kami ini pada khususnya dan dari seluruh negeri kaum muslimin
pada umumnya, karena sesungguhnya engkau atas segala sesuatu adalah kuasa.
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّباَعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan
berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang
batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat,
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Tidak ada komentar: