Kita Butuh Nasihat
Oleh: Ahmad Yani
Judul :
200 Nasihat Untuk Kita
Penulis :
Drs. H. Ahmad Yani
Ukuran :
11,5 X 17,5 cm
Tebal : 390 Halaman
Cover : Soft Cover
Harga : Rp 60.000 + ongkir
Penerbit :
Khairu Ummah (WA 0812-9021-953)
Siapapun orangnya, sebaik apapun dia, nasihat,
bimbingan, masukan dan saran merupakan sesuatu yang dibutuhkan. Dengan nasihat,
yang tidak tahu jadi tahu, yang lupa jadi ingat, yang salah diperbaiki dan yang
baik serta benar bisa dipertahankan dan ditingkatkan.
Melalui ceramah, khutbah, obrolan dan media sosial
saya memberikan nasihat. Motivasi, pencerahan, wawasan didapat dan dirasakan
banyak orang. Karenanya, buku ini menghimpun nasihat-nasihat pendek untuk kita
semua. Sebagai contoh, ada nasihat berikut:
SETENGAH RESMIPUN TIDAK
Ketika seorang lelaki melamar atau meminang
wanita, ibarat orang mau naik pesawat, ia sudah pesan tiket dengan status ok.
Bagi pihak wanita, konsekuensi hukumnya tidak boleh menerima lamaran orang
lain, meski ada lelaki lain yang lebih baik ingin melamarnya.
Karena itu, melamar bukan meresmikan seseorang
menjadi suami isteri, setengah resmi juga tidak, tapi baru tahap awal, belum
boleh menyentuhnya. Kita prihatin banyak orang sudah seperti suami isteri,
padahal bukan hanya belum menikah, tapi juga belum melamar.
JANGAN DIAM-DIAM
Seorang suami dibolehkan menikah lagi, tapi jangan
diam diam. Dulu, waktu ia menikah, orang
se kampung, bahkan se kota tahu, kenapa saat nikah lagi tidak ada yang tahu,
bahkan isteri dan anaknya juga tidak tahu. Padahal, nikah lagi itu ada
konsekuensinya. Setidaknya ada dua:
a. Nasab,
ada hubungan darah dan garis keturunan. Anak yang dihasilkan dari isteri
pertama menjadi saudara yang tidak boleh menikah dengan anak dari isteri kedua,
apalagi menikah dengan ibu tirinya. Bisa jadi ada anak menikah dengan
saudaranya karena ia tidak tahu kalau calon isterinya itu saudaranya, apalagi
bila bapak sudah wafat.
b. Waris,
isteri kedua dan anak yang dihasilkannya menjadi ahli waris. Karena itu setelah
bapak wafat, mereka harus diberi hak warisnya, meskipun harta itu ada pada
isteri pertama. Kira-kira, isteri pertama memberikan apa tidak?. Tidak, karena
tidak tahu. Tahu saja nggak dikasih, apalagi tidak tahu.
Maka, setiap keinginan harus dibingkai oleh
syariat. Ini membuat kita dapat mewujudkan kebaikan dan terhindar dari
kerusakan.
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Dibanggakan
2. Rajin
Ibadah
3. Rajin
Usaha
4. Rajin
Belajar dan Mengajar
5. Rajin
Silaturahim
6. Rajin
Sedekah
7. Rajin
Mengurus Rumah
8. Rajin
Bergaul
9. Rajin
Mengembangkan Diri
10. Rajin
Berdakwah
11. Setengah
Resmipun Tidak
12. Komunikasi
Keluarga
13. Jangan
Patah Arang
14. Ada
Niat, Ada Harapan
15. Turut
Gembira
16. Keluarga
Yang Berkah
17. Meraih
Berkah
18. Tanggung
Jawab
19. Jangan
Bandingkan
20. Kerjasama
Suami Isteri
21. Satu
Yang Putus
22. Ketahanan
Keluarga 1
23. Ketahanan
Keluarga 2
24. Ketahanan
Keluarga 3
25. Ketahanan
Keluarga 4
26. Ketahanan
Keluarga 5
27. Jangan
Diam-Diam
28. Mumpung
punya harta
29. Mumpung
berkuasa
30. Mumpung
masih muda
31. Mumpung
populer
32. Mumpung
berilmu
33. Mumpung
masih hidup
34. Mumpung
sempat
35. Mumpung
dipercaya
36. Mumpung
sehat
37. Mumpung
jadi pengurus masjid
38. Kerjasama
39. Tidak
Sekadar Tarawih
40. Coba
Cara Ini
41. Energi
Masjid
42. Masjid
Ramah Anak
43. Kata
Kunci Mengurus Masjid
44. Konsolidasi
Pengurus Masjid
45. Sambutan
Ketua Masjid
46. Kamera
CCTV Masjid
47. Masjid
Bersih
48. Persepsi
Bersih, Suci, Sehat, Indah dan Nyaman
49. Hikmah
Masjid Suci, Bersih dan Sehat
50. Prinsip
Dasar Masjid Suci, Bersih dan Sehat
51. Penjajah
52. Istiqamah
di lampu merah
53. Basa-basi
soal waktu
54. Takjil
55. Nobar
dan shobar
56. Sikap
tegas
57. Al
Maidah
58. Batu
59. Masalah
Pribadi
60. Disiplin
61. Mandiri
62. Berkorban
63. Banyak
Bicara, Banyak Bekerja
64. Berlebihan
65. Pencitraan
66. Sabar
67. Dusta
Dalam Canda
68. Senang
dan Susah
69. Jangan
Hanya Menginginkan
70. Dianggap
Negatif
71. THR
72. Bermanfaat
73. Saling
Mempengaruhi
74. Tidak
Sempat Konflik
75. Gali
Lobang Gali Lobang
76. Menggratiskan
77. Beda
Pendapat
78. Bayarkan
Utang
79. Tujuan
Syariat
80. Dikit
dan banyak
81. Banyak
Zikir
82. Bagai
Orang Dagang
83. Amal
Shaleh
84. Dekat
Allah
85. Bukalah
Hati
86. Bersihkan
Hati
87. Lembutkan
Hati
88. Sehatkan
Hati
89. Tajamkan
Hati
90. Baik
Sangka Kepada Allah
91. Baik
Sangka Pada Diri Sendiri
92. Baik
Sangka Pada Orang Lain
93. Manfaat
Hidup
94. Kebutuhan
Pemimpin
95. Berbicaralah
96. Pencemaran
Nama baik
97. Nama
98. Ridha
Kepada Allah
99. Antisipasi
Ada Peluang
100. Siapa
Yang Tahu
101. Istirahat
102. Melawan
Arus
103. Uang
dan Kepercayaan.
104. Hilang
105. Kita
Kan Masih Hidup
106. Harta
dan Lalai
107. Negara
dan Maksiat
108. Bahan
Pembicaraan Yang Baik
109. Seperti
Wanita
110. Pakaian
Sempit
111. Alasan
112. Keahlian
113. Bentuk
Kasih Sayang 1
114. Bentuk
Kasih Sayang 2
115. Bentuk
Kasih Sayang 3
116. Bentuk
Kasih Sayang 4
117. Bentuk
Kasih Sayang 5
118. Bentuk
Kasih Sayang 6
119. Segera
Bertaubat
120. Segera
Menunaikan Haji
121. Segera
Bayar Utang
122. Segera
Ibadah Jumat
123. Segera
Mengurus Jenazah
124. Segera
Beramal Shaleh
125. Peningkatan
Iman.
126. Peningkatan
Ilmu.
127. Peningkatan
Amal.
128. Peningkatan
Dakwah.
129. Peningkatan
Kesabaran
130. Menyesal
Karena Kekuasaan
131. Menyesal
Karena Ikut-Ikutan Yang Tidak Baik.
132. Menyesal
Dalam Jihad
133. Menyesal
Karena Tidak Sedekah
134. Menyesal
Karena Mensekutukan Allah
135. Menyesal
Karena Membelanjakan Harta Untuk Keburukan.
136. Menyesal
Karena Catatan Kejahatan
137. Menyesal
Karena Tidak Mengikuti Rasul
138. Menyesal
Karena Berkawan Pada Orang yang Tidak Baik
139. Menyesal
Karena Tidak Menambah Kebaikan
140. Menyesal
Karena Tidak Meninggalkan Kejahatan
141. Manusia
Terburuk 1
142. Manusia
Terburuk 2
143. Manusia
Terburuk 3
144. Manusia
Terburuk 4
145. Manusia
Terburuk 5
146. Manusia
Terburuk 6
147. Manusia
Terburuk 7
148. Manusia
Terburuk 8
149. Manusia
Terburuk 9
150. Manusia
Terburuk 10
151. Lupa
Pada Diri Sendiri
152. Lupa
Pada Allah
153. Lupa
Pada Janji Allah
154. Lupa
Pada Hari Akhir
155. Lupa
Pada Ayat Allah
156. Lupa
Pada Larangan Duduk Bersama Orang Zalim
157. Perubahan
158. Langkah
Perubahan
159. Sedekah
dan Kaya
160. Tidak
Sempat Konflik
161. Semua
Kita Wartawan
162. Peluang
163. OTT
164. Malu
165. Bahasa
Kekuasaan
166. Ta’aruf
Lagi
167. Selanjutnya
Di Kampung Sendiri
168. Dekat
169. Tidak
Ada Rotan Yang Satu, Ada Lagi Rotan Yang Lain
170. Celana
Robek
171. Makan
172. Menugaskan
Diri Sendiri
173. Belajar
Kepada Al Marhum
174. Tanya
Dan Cari Sendiri Jawabannya
175. Mati
Yang Ideal
176. Karena
Ada Cahaya
177. Jangan
Sembunyikan Perintah
178. Jangan
Pakai “Kalau Dong”
179. Nyamuk
180. Matinya
Sama, Nilainya Beda
181. Islam
Itu Nikmat
182. Antusias
183. Merasakan
Kenikmatan
184. Ketagihan
185. Menceritakan
Dan Mendakwahkan
186. Malas
187. Tidak
Menikmati
188. Tidak
Mau Lagi
189. Bicara
Buruk Tentang Islam
190. Berita
Bohong
191. Marah
Karena Berita Bohong
192. Menggunakan
Media Sosial
193. Memadukan
Dunia Dan Akhirat
194. Waspada
Pada Dosa Kecil
195. Lemah
Lembut
196. Ditinggal
Orang Sekitar
197. Semangat
Pengabdian
198. Semangat
Pelayanan
199. Semangat
Pembelaan
200. Semangat
Pemberdayaan
Tidak ada komentar: