
Sore itu kami tengah menyusuri Jl. Raya Puncak sehabis menikmati hari di
Taman Bunga Nusantara. Jalanan nan berkelok dan naik turun begitu
mendominasi pandangan. Dingin kian merasuk tatkala rintik hujan mulai
turun. Sekejap kemudian kabut-kabutpun menutupi segenap areanya.
Laju kami berhenti di sebuah masjid yang ada di dekat Puncak Pas. Sebuah
masjid yang menjadi salah satu tujuan utama untuk menunaikan sholat
bagi mereka yang tengah berada di Puncak. Selain itu juga sebagai area
untuk istirahat sejenak dengan menikmati beberapa kuliner hangat yang
ada di sekitarnya sambil menanti kemacetan terurai.
Masjid tersebut bernama Masjid At-Ta’awun. Dan sore itu kami berkesempatan untuk singgah dan sholat ashar di dalamnya.
Seperti biasa setiap akhir pekan lokasi tersebut selalu dipadati oleh
pengunjung hingga tidak ada lagi tempat parkir yang tersedia.
Terpaksalah kami parkir di bahu jalan, sebagaimana begitu banyak
pegunjung yang lain lakukan.

Sebenarnya halaman masjid ini cukup luas. Namun karena saking banyaknya
pengunjung membuatnya terasa sempit dan tak mampu menampungnya. Selain
sebagai lahan parkir, halaman masjid juga difungsikan sebagai lokasi
bagi para pedagang untuk menjual aneka panganan, minuman serta berbagai
cinderamata.

Tampilan Eksterior
Azan telah berkumandang dan kamipun lantas melangkah menuju ke masjid.
Masjid ini berlokasi di ketinggian 2000 m di atas permukaan laut. Oleh
karena itu suasana sejuk dan udara dingin begitu terasa di sana. Untuk
menuju ke halaman atas dari masjid tersebut, disediakanlah 40 undakan
anak tangga sebagai aksesnya.


Kabut yang tebal membuat kami tidak begitu jelas menikmati keindahan
masjid ini. Tapi yang jelas masjid yang telah dibangun sejak tahun 1997
dan diresmikan pada 25 Maret 1999 oleh Gubernur Jabar kala itu
(R.Nuriana), benar-benar menampilkan arsitektur yang menarik dan unik.
Terutama bentuk kubahnya yang terlihat menyerupai jamur.



Sebagai pelengkapnya, dibangunlah deretan koridor di sisi luar masjid.
Koridor tersebut dapat menghubungkan ruang masjid dengan taman. Dari
taman itulah, jika suasana sedang tidak berkabut, tampilan hijau nan
indah dari panorama kebun teh dapat dinikmati.


Kami melangkah menuju pintu samping yang langsung menghubungkan halaman
ke ruang pengambilan air wudlu. Sebuah kolam kecil ada di antaranya.
Tatkala kaki masuk ke dalamnya, nyess… dingin langsung menghinggapi. Dan
tak beda jauh dengan itu, air wudlu yang terpancarpun terasa begitu
dingin.
Masjid ini memiliki dua lantai. Lantai dasar untuk jamaah pria sedangkan lantai atas untuk jamaah wanita.
Untuk menuju ruang sholat lantai dasar tersedialah di sana deretan pintu utama.

Sedang untuk menuju lantai atas, terdapat tangga sebagai aksesnya.
Selain dari ruang wudlu, untuk ke lantai atas juga bisa diakses dari
sisi samping masjid. Sebuah tangga nampak terlihat ada di sana.


Tampilan Interior
Kami lantas melangkah masuk menuju ruang sholat masjid. Sebuah ruangan
tanpa tiang penyangga terbentang di sana. Kayu dan kaca menjadi nuansa
yang begitu dominan terlihat. Lantai masjid, mihrab dan bagian bawah
dari ruang mezanine (lantai atas) berlapiskan kayu. Sementara
dinding-dindingnya didominasi oleh kaca yang berhias aneka ornamen.



Bagian mihrab masjid ini terlihat begitu menarik. Nuansa kayu hadir di
sana baik dalam bentuk tiang-tiang ataupun aneka motif hiasan dan
kaligrafi serta tidak ketinggalan pada mimbar kecil yang ada.

Iqomatpun berkumandang dan beranjaklah kami menuju deretan shaf yang tengah terbentuk.
Alhamdulillah sore itu kami dapat menunaikan sholat ashar berjamaah di sana.
photo by : deddy / sumber
Masjid At-Ta'wun di Peta Satelit
Tidak ada komentar: